Minggu, 26 Maret 2017

Perbedaan Sablon dengan Pasta Rubber & Pasta Plastisol

Perbandingan Sablon Plastisol dengan Sablon Rubber


Sablon plastisol termasuk salah satu jenis sablon yang sering dipakai selain sablon rubber dalam pembuatan kaos distro. Umumnya konsumen memilih kaos yang desainnya dibuat dengan plastisol karena bahan yang digunakan memberi kesan yang lebih menarik jika dibandingkan dengan sablon rubber.

Perbandingan Sablon Plastisol dengan Rubber

Tetapi jika dilihat dari aspek bahan, tekstur, maupun beberapa hal lainnya, terlihat ada perbedaan antara sablon plastisol dan rubber, diantaranya:

Bahan tinta plsatisol dan rubber

Kaos yang dibuat dengan model sablon seperti plastisol umumnya memiliki tinta yang terbuat dari partikel PVC yang teremulsi dengan plastik HD. Tinta ini tidak akan kering ketika diletakkan diatas screen, sehingga proses penyablonan umumnya memerlukan waktu yang lebih lama. Hal ini berbeda dengan sablon rubber yang tintanya tercampur dengan air.

Harga tinta plastisol

Produk kaos yang menerapkan sablon plastisol umumnya memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan sablon rubber. Hal ini karena bahan yang digunakan untuk membuat sablon umumnya memiliki harga sekitar Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00 per kg. Dengan harga yang cukup mahal, umumnya kaos sablon yang menerapkan sablon jenis ini juga dijual dengan harga yang relatif lebih mahal.

Warna Sablon Plastisol Lebih Cerah

Warna sablon plastisol umumnya terlihat lebih cerah jika dibandingkan dengan warna sablon rubber dan kombinasi warna yang tercipta umumnya merekat lebih kuat jika dibandingkan dengan sablon rubber.
Tekstur
Tinta plastisol memiliki sifat sulit kering sehingga dalam pengerjaan dibutuhkan pemanas maupun dryer machine untuk sablonan sistem converyor yang bisa menghasilkan panas cukup tinggi selama pengeringan. Terkadang setelah pengeringan, plastisol akan sangat terasa sangat kenyal dan kasar, mengingat tekstur yang diberikan tergolong tekstur timbul. Hal tersebut tentu berbeda dengan sablon rubber yang memberikan tekstur lebih lembut dan warna lebih tenang.

Metode pengeringan

Pada saat membeli produk kaos yang sablonnya terbuat dari bahan plastisol akan lebih baik jika dikeringkan dengan sistem pemanas conveyor dan tidak diseterika. Hal ini karena kaos dengan desain plastisol mudah mengkerut jika mendapat panas yang berlebih. Namun demikian, jika Anda tetap ingin menyeterika pakaian distro yang memiliki desain sablon plastisol, akan lebih baik jika Anda membalik pakaian atau memberi alas diatas sablon.

Kualitas Hasil Sablonan Plastisol

Ketika Anda memilih membeli produk yang diterapkan sablon plastisols diatasnya, akan terlihat warna yang lebih cerah dan bau plastisol yang merekat pada kain juga tidak terasa menyengat sehingga secara tidak langsung model kaos dengan sablon semacam ini bisa dipakai dalam jangka waktu cukup lama.

Limbah Plastisol Lebih Sedikit

Jika dilihat dari segi limbah, sablon dengan bahan plastisol menyisakan limbah yang sangat sedikit. Hal ini karena tinta plastisol yang tersisa selama proses sablon bisa disimpan kedalam wadah khusus dan dimanfaatkan kembali lain waktu ketika benar-benar dibutuhkan.
Selain mempelajari hal-hal diatas, Anda juga perlu mengetahui beberapa hal terkait metode pembuatan hingga memilih kaos dengansablon plastisol yang benar-benar berkualitas, agar Anda tidak merasa rugi sudah membeli kaos di kemudian hari.

Cara pembuatan sablon plastisol

Berikut adalah metode pembuatan sablon yang bisa Anda pahami.
  1. Emulsi film dioleskan pada permukaan screen menggunakan sendok secra merata dan sisakan emulsi selebar 1-2 inci. Tahapan kedua umumnya bisa dilakukan dengan mengatur ketebalan plastisol yang ingin dicetak dan membiarkannya hingga kering.
  2. Langkah selanjutnya adalah menggambar desain dengan pola hitam putih dan mengatur resolusi gambar agar nantinya gambar yang dicetak tidak pecah atau blur. Gambar yang sudah jadi langsung dicetak dan diletakkan diatas screen. Agar hasilnya bagus, umumnya selama proses pencetakan tidak boleh ada peristiwa kertas menggelembung, berkerut, maupun lainnya.
  3. Kertas desain ditimpa dengan busa dan pemberat, sebelum kemudian dilapis plastik. Sinar UV atau neon bisa dinyalakan untuk membantu mengeringkan desain dan setelah kering, screen bisa dicuci dengan hati-hati.
  4. Bagian yang berlubang bisa langsung ditutup dan mulai diaplikasi tinta plastisol. Untuk menguatkan desain, tinta yang diaplikasikan pada kain diberi tekanan sesuai dengan desain yang ingin dibentuk dan setelah proses sablon selesai, kain dengansablon plastisol dikeringkan menggunakan panas oven atau alat lain bersuhu 1700C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar